Jumat, 21 Agustus 2015

QURAN DAN SAINS (BAB I) : HIDROLOGI DAN GEOLOGI

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang.
Al-Quran merupakan kitab umat islam yang berisi firman Allah yang diturunkan langsung kepada Nabi Muhammad SAW melalui berbagai cara. Berbeda dengan kitab agama lain, Al-Quran hanya diterbitkan dengan satu bahasa yaitu bahasa arab, dan ada pun terjemahannya mengikuti. Jangan salah faham akan
Tuhan yang mengerti satu bahasa karena Al-Quran diturunkan dalam satu bahasa. Al-Quran diterbitkan dalam satu bahasa agar tidak terjadi perubahan kosakata atau lafad. Untuk menjaga keaslian Al-Quran Allah turun tangan secara langsung, seperti yang di firmankan
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9)
Al-Quran merupakan salah satu muk’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk membimbing umat manusia. Banyak kehebatan ilmiah dalam Quran yang baru ditemukan dengan teknologi canggih saat ini.

1.        Siklus Hidrologi atau Siklus Perputaran Air
Hal mengenai siklus hidrologi telah dipelajari di usia dini. Alur siklis hidrologi secara sederhana dimulai dari proses penguapan, kemudia terkondensi dan membentuk awan, awan terbang di bawa angin dan kemudian turun hujan atau salju.

Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (Q.S. Al-A’raaf : 57 )

Penguapan Air
“Demi langit yang mengandung hujan*.” (QS:Ath-Thaariq 11)
Ayat ini membahas mengenai penguapan air, dalam bahasa arab terdapat kata “Raj-i” yang berarti “kembali”. Dan bisa dilihat, dalam setiap tafsir Al-Quran ayat ini mengacu pada kemampuan langit dalam mengembalikan hujan yaitu penguapan.

Pembentukan Awan
“Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira” (Ar-Rum [30]:48)

Dalam ayat diatas menyebutkan angin sebagai media dalam membentuk awan dan meniupkannya ke berbagai daerah.

Turunnya hujan
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang.......”. (Q.S. Ar-Ra’d : 17 )
“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu tersimpan di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya” (Q.S: Mu’minun 18)
Dari dua kutipan ayat Al-Quran di atas dapat disimpulkan air turun kebumi ada yang mengaril atau menggenang di permukaan bumi dan meresap kedalam tanah menjadi air tawar. Dan sebagiannya lagi menjadi air laut atau air asin.

“Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?”(Q.S. Al-Waaqi’ah : 68-70 ).

Maha besar Allah, dengan adanya siklus hidrologi ini, jumlah air tidak berkurang ataupun bertambah di bumi ini.

2.       Geologi, Fungsi Gunung Bagi Bumi
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)

Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi. Kenyataan ini tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern.

Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi. Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:

Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)

Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai "pasak":

"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (Al Qur'an, 78:6-7)

Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.

Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:

Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster's New Twentieth Century Dictionary, 2. edition "Isostasy", New York, s. 975)


Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.

Wallau a'lam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar