Dengan
menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang.
Jika di Indonesia,
pembaca mungkin tidak asing dengan organisasi bernama NU, Persis, Muhamadiah,
dan organisasi lain yang mengatasnamakan islam dan semakin lama menyeret pada
akidah dan cara beribadah, sehingga menimbulkan sebutan “ALIRAN atau SEKTE”.
Ternyata hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, di belahan dunia lainpun
terdapat banyak organisasi yang mengatasnamakan islam yang sama berujung pada
sebutan aliran atau sekte, sebut saja Sunni, Syiah, Ahmadiah dan lain- lain.
“Lantas mengapa dalam
Islam terdapat banyak aliran?”
Perpecahan dalam islam
sebenarnya bukan terjadi baru- baru ini, sebenarnya perpecahan telah terjadi
selepas Rasulullah Muhammad SAW wafat. Perpecahan politik dan aliran pemikiran
antara kaum muslimin terjadi karena perbedaan tentang masalah khilafah, hal ini
dimulai setelah wafatnya Ali Bin Abi Thalib yang telah mengakibatkan barisan
kaum muslimin terpecah menjadi tiga kelompok:
- Syiah, yaitu orang yang sangat fanatik dengan Ali bin Abi Thalib. Mereka menganggap khilafah hanya untuk Ali dan keturunannya sehingga urusan khilafah menurut mereka sama dengan warisan dari Nabi saw dan bukan dengan cara baiat.
- Khawarij, yaitu orang yang kecewa dengan adanya proses tahkim (perdamaian) pada zaman khalifah Muawiyah lalu mereka mengkafirkan Ali dan Muawiyah, dan mayoritas mereka berpendapat wajib melantik seorang khalifah taat agama, adil mutlak, tegas dan keras, dan tidak harus dari suku Quraisy atau keturunan Arab.
- Jumhur kaum muslimin (Ahlu Sunnah wal jama’ah), yaitu kaum moderat yang memiliki sifat adil dan tidak radikal. Mereka berpendapat bahwa khalifah harus dari suku Quraisy, namun mereka dipilih oleh kaum muslimin dengan cara bai’at. Perbedaan politik ini telah memberikan pengaruh yang besar terhadap perjalanan aliran fiqh yang berkembang pada zaman berikutnya.
Ibnu Katsir berkata:
“Pemeluk agama sebelumnya berselisih satu sama lain di dalam pola fikir.
Masing-masing mengaku bahwa kelompoknya yang benar, umat in pun berselisih satu
sama lain di dalam beragama, semuanya tersesat kecuali satu yaitu Ahlus Sunnah
Wal Jama’ah, yaitu mereka yang berpegang teguh dengan Al Qur’an dan Sunnah
Rasulullah, dan generasi sahabat dan para tabi’n dan para ulama kaum muslimin
(salaf) dahulu dan sekarang, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Hakim di dalam
kitab Mustadroknya ketika Rasulullah ditanya tentang golongan yang selamat,
maka Beliau menjawab: ‘Mereka adalah orang yang mengikuti Sunnahku pada hari
ini dan sahabatku.’” (Tafsir Ibnu Katsir 5/282).
Semeninggalnya
Rasulullah SAW memang sering terjadi perpecahan akibat perbedaan politik,
seperti yang Ibnu Katsi ucapkan di atas. Sebenarnya Islam tidak memiliki sekte
atau golongan. Tidak ada satupun ayat bahkan kata yang menuliskan Sunni, Syiah,
dan Khawarij, apa lagi Persis, NU, Muhammadiah. Semua perpecahan itu terjadi
karena unsur politik semata. Banyak ayat dalam Al-Quran yang menyatakan bahwa
membuat golongan atau sekte yang mengatasnamakan Islam adalah terlarang.
Dan
janganlah kalian termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu
orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa
golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan
mereka.” (Ar-Rum: 31-32)
Jika membicarakan siapa
golongan mana yang paling benar, jawabannya adalah ISLAM YANG PALING BENAR.!!
Sudah jelas, jika dalam Quran tidak tertulis Syiah, Sunni, atau apapun, yang
tertulis hanya Islam, dan perpecahan sangat dilarang dalam Quran sendiri.
Akan ada pertanyaan
bagaimana jika Syekh ku berkata demikian, Syekh ku berkata demikian dan Imam ku
berkata demikian? Tidak usah bingung, Jawabannya kembali kepada Al-Quran dan
Hadis Shahih.
Rasulullah SAW,
bersabda : “Kutinggalkan pada kamu
sekalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat apabila kamu berpegang teguh
kepada keduaya, yaitu : Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya". (HR. Malik
dalam Al-Muwaththa’ juz 2)
“Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya.” (An Nisa:59)
Jika pembaca mendapati
dua pendapat imam yang berbeda, maka ceklah mana yang lebih mendekati dari
Quran dan Hadis. Orang yang mengikuti Al-Quran dan Hadis adalah orang yang
berada di jalan yang benar dan muslim yang benar.
Lantas apa hukumannya
bagi orang- orang yang memecah belah Islam menjadi beberapa golongan? Quran
telah menjawabnya.
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah
agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit
pun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.”
(Al-An’am : 159)
Mengutip dari ayat
Al-an’am di atas, hukuman bagi pemecah belah agama menjadi hak preogatif Allah
SWT yang memiliki alam semesta ini. Yang jelas memecah belah agama sangat
dilarang.
Dan
berpegang teguhlah kalian semua dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian
bercerai berai.” (Ali Imran: 103)
Umat Islam sebaiknya
lebih teliti agar tidak terjerumus, karena apabila melakukan ibadah namun tidak
di contohkan oleh Rasulullah SAW, amalan ibadah itu akan tertolak, percuma dan
tidak akan mendapat apa- apa selain lelah.
Dari ‘Aisyah, ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa
mengada-adakan dalam perintah kami ini, apa-apa yang bukan dari padanya, maka
ia tertolak”. (HR. Muslim juz 3, hal. 1343)
Jadi pembaca mau milih
golongan mana, Syiah? Atau Sunni? J
Jawabannya adalah
ISLAM!!
Wallahu
a’lam bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar