Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan pribadi atau karakter seorang anak. Namun setelah dewasa, apakah orang tua masih bisa menentukan karakter anaknya.? Menurut penelitian para ahli, kepribadian seseorang bisa berubah secara cepat. Terjadi akibat beberapa factor, factor yang paling berpengaruh terhadap kepribadian seorang setelah menjadi dewasa adalah pergaulan. Pergaulan dapat membentuk karakter seseorang sebesar 75 persen, peran orang tua dan keluarga 15 persen, media seperti TV, internet dan lain lain 5 persen, dan 5 persen lainnya factor intern.
Hal tersebut tentu saja akan membuat was-was setiap orang tua, yah.. mengingat pergaulan dewasa ini yang bisa di bilang sangat bebas. Akibat banyaknya pengaruh barat yang masuk, para muda mudi di Negara kita sudah terang terangan dan tanpa rasa malu melakukan hubungan seks pra-nikah. Bahkan mereka seolah bangga dengan apa yang telah dilakukannya. Survei terbaru Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) mencatat bahwa sebanyak 63 persen pemuda Indonesia sudah melakukan hubungan seks di luar nikah. Dan 60 persen tanpa menggunakah alat kontrasepsi. Dari beberapa penelitan yang dilakukan sejak tahun 2006, sebanyak 62,7 persen remaja SMP tidak perawan dan 21,2 persen remaja mengaku pernah aborsi. Perilaku seks bebas pada remaja tersebar di kota dan desa pada tingkat ekonomi kaya dan miskin. Tempat- tempat prostitusi hampir setiap kota memilikinya. Dan anehnya, pemerintah kota seolah tutup mata dan telinga. Menganggap remeh hal besar yang bisa merusak akhlak generasi muda. Ingat, 20 tahun kedepan Negara kita akan seperti apa bila di pimpin oleh orang- orang yang tak berakhlak? Naudzubillah..
Tapi tak usah khawatir, karena setiap masalah pasti ada jalan keluar. Apakah itu.?? Agama. Yaa.. tentu saja agama akan sangat membatasi pergaulan seseorang. Karena agama sudah mengatur bagaimana seharusnya seseorang dalam bergaul dan bersikap. Setiap orang tentu saja bisa menghindar dan terhindar dari dosa zina, seperti yang telah Rassulullah ajarkan, dan tertera dalam hadist.
Hal tersebut tentu saja akan membuat was-was setiap orang tua, yah.. mengingat pergaulan dewasa ini yang bisa di bilang sangat bebas. Akibat banyaknya pengaruh barat yang masuk, para muda mudi di Negara kita sudah terang terangan dan tanpa rasa malu melakukan hubungan seks pra-nikah. Bahkan mereka seolah bangga dengan apa yang telah dilakukannya. Survei terbaru Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) mencatat bahwa sebanyak 63 persen pemuda Indonesia sudah melakukan hubungan seks di luar nikah. Dan 60 persen tanpa menggunakah alat kontrasepsi. Dari beberapa penelitan yang dilakukan sejak tahun 2006, sebanyak 62,7 persen remaja SMP tidak perawan dan 21,2 persen remaja mengaku pernah aborsi. Perilaku seks bebas pada remaja tersebar di kota dan desa pada tingkat ekonomi kaya dan miskin. Tempat- tempat prostitusi hampir setiap kota memilikinya. Dan anehnya, pemerintah kota seolah tutup mata dan telinga. Menganggap remeh hal besar yang bisa merusak akhlak generasi muda. Ingat, 20 tahun kedepan Negara kita akan seperti apa bila di pimpin oleh orang- orang yang tak berakhlak? Naudzubillah..
Tapi tak usah khawatir, karena setiap masalah pasti ada jalan keluar. Apakah itu.?? Agama. Yaa.. tentu saja agama akan sangat membatasi pergaulan seseorang. Karena agama sudah mengatur bagaimana seharusnya seseorang dalam bergaul dan bersikap. Setiap orang tentu saja bisa menghindar dan terhindar dari dosa zina, seperti yang telah Rassulullah ajarkan, dan tertera dalam hadist.
حَدَّثَنَا عَبْدَانُ عَنْ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ قَالَ بَيْنَا أَنَا أَمْشِي مَعَ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
"Barangsiapa yang sudah mampu (menafkahi keluarga), hendaklah dia kawin (menikah) karena menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih bisa menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak sanggup (manikah) maka hendaklah dia berpuasa karena puasa itu akan menjadi benteng baginya". (Hadist Imam Bukhari No. 1772)
Menikah memang bukan hal yang mudah, mengingat pernikahan memiliki tanggung jawab yang sangat besar, seperti harus memberikan nafkah, membiayai kelahiran anak, dan lain lain. Oleh karena itu banyak orang tua yang menginginkan anaknya sekolah setinggi mungkin, agar mendapatkan kerja yang mapan dan tentu saja kebutuhan materi bisa terpuaskan. Tapi jika kita tinjau, apakah pekerjaan mapan bisa menjamin seseorang memiliki akhlak yang baik?
Di sini peran orang tua kembali di uji. Penulis sendiri telah melakukan survey melalu wawancara kepada beberapa pemuda, dan saat di tanya mereka sangat antusias dan sangat ingin menikah muda karena takut akan dosa zina yang kini ada dimana- mana. Namun mereka terbentur dengan kewajiban atau syarat dari orang tua mereka yang mewajibkan untuk sekolah dan bekerja terlebih dahulu. Dan setiap orang tua hampir memberikan alasan yang sama, “mau di beri makan apa nanti istri dan anak mu?”. Padahal jika kita membuka hadist, banyak orang yang datang kepada Rasulullah untuk meminta pendapat Beliau untuk menikah, dan jika kita baca, Rasul tidak pernah bertanya, ”apakah pekerjaan kamu?” atau “apakah kamu memiliki materi untuk menafkahi istri dan anak mu?”. Karena sesungguhnya urusan rizki seseorang telah ada yang mengaturnya, bahkan telah tertulis di Ar-Rasy sejak seseorang masih berada di dalam rahim ibu. Rasul kala itu hanya bertanya, “apakah mahar yang kamu miliki?” karena mahar adalah syarat wajib seorang lelaki untuk menikahi seorang gadis.
Adapun ayat Al-Quran yang menyeru untuk pasangan muda mudi yang ingin menikah. Dan janganlah ada yg menghalangi atau mempersulit mereka.
“…maka janganlah kalian menghalangi mereka mengawini pasangan-pasangan mereka apabila mereka saling senang di antara mereka dengan (cara) pantas...” (Quran 2:232)
Karena menikah itu disunnahkan oleh Rasul, maka orang yang tidak melakukannya bukan termasuk golongan Beliau. Seperti yang tercatat dalam hadist.
Rasulullah SAW bersabda: “Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !”(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).
Menikah bisa menjadikan lading pahala bagi tiap orang yang melakukannya. Selain itu, menikah mampu menyempurnakan akhlak dan iman seseorang. Banyak hadist yang membahas tentang ini.
- “Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah : a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)
- Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).
- Rasulullah SAW. bersabda : “Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah” (HR. Bukhari).
- Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya¡¦la dan Thabrani)
- “Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih & sayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih & sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih & sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya (dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya” (HR. Abu Sa’id)
- “Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)