Selasa, 08 September 2015

GOLONGAN/ SEKTE DALAM ISLAM

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang.

Jika di Indonesia, pembaca mungkin tidak asing dengan organisasi bernama NU, Persis, Muhamadiah, dan organisasi lain yang mengatasnamakan islam dan semakin lama menyeret pada akidah dan cara beribadah, sehingga menimbulkan sebutan “ALIRAN atau SEKTE”. Ternyata hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, di belahan dunia lainpun terdapat banyak organisasi yang mengatasnamakan islam yang sama berujung pada sebutan aliran atau sekte, sebut saja Sunni, Syiah, Ahmadiah dan lain- lain.

“Lantas mengapa dalam Islam terdapat banyak aliran?”

Perpecahan dalam islam sebenarnya bukan terjadi baru- baru ini, sebenarnya perpecahan telah terjadi selepas Rasulullah Muhammad SAW wafat. Perpecahan politik dan aliran pemikiran antara kaum muslimin terjadi karena perbedaan tentang masalah khilafah, hal ini dimulai setelah wafatnya Ali Bin Abi Thalib yang telah mengakibatkan barisan kaum muslimin terpecah menjadi tiga kelompok:
  • Syiah, yaitu orang yang sangat fanatik dengan Ali bin Abi Thalib. Mereka menganggap khilafah hanya untuk Ali dan keturunannya sehingga urusan khilafah menurut mereka sama dengan warisan dari Nabi saw dan bukan dengan cara baiat.

  • Khawarij, yaitu orang yang kecewa dengan adanya proses tahkim (perdamaian) pada zaman khalifah Muawiyah lalu mereka mengkafirkan Ali dan Muawiyah, dan mayoritas mereka berpendapat wajib melantik seorang khalifah taat agama, adil mutlak, tegas dan keras, dan tidak harus dari suku Quraisy atau keturunan Arab.

  • Jumhur kaum muslimin (Ahlu Sunnah wal jama’ah), yaitu kaum moderat yang memiliki sifat adil dan tidak radikal. Mereka berpendapat bahwa khalifah harus dari suku Quraisy, namun mereka dipilih oleh kaum muslimin dengan cara bai’at. Perbedaan politik ini telah memberikan pengaruh yang besar terhadap perjalanan aliran fiqh yang berkembang pada zaman berikutnya.


Ibnu Katsir berkata: “Pemeluk agama sebelumnya berselisih satu sama lain di dalam pola fikir. Masing-masing mengaku bahwa kelompoknya yang benar, umat in pun berselisih satu sama lain di dalam beragama, semuanya tersesat kecuali satu yaitu Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, yaitu mereka yang berpegang teguh dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah, dan generasi sahabat dan para tabi’n dan para ulama kaum muslimin (salaf) dahulu dan sekarang, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Hakim di dalam kitab Mustadroknya ketika Rasulullah ditanya tentang golongan yang selamat, maka Beliau menjawab: ‘Mereka adalah orang yang mengikuti Sunnahku pada hari ini dan sahabatku.’” (Tafsir Ibnu Katsir 5/282).

Semeninggalnya Rasulullah SAW memang sering terjadi perpecahan akibat perbedaan politik, seperti yang Ibnu Katsi ucapkan di atas. Sebenarnya Islam tidak memiliki sekte atau golongan. Tidak ada satupun ayat bahkan kata yang menuliskan Sunni, Syiah, dan Khawarij, apa lagi Persis, NU, Muhammadiah. Semua perpecahan itu terjadi karena unsur politik semata. Banyak ayat dalam Al-Quran yang menyatakan bahwa membuat golongan atau sekte yang mengatasnamakan Islam adalah terlarang.

Dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (Ar-Rum: 31-32)

Jika membicarakan siapa golongan mana yang paling benar, jawabannya adalah ISLAM YANG PALING BENAR.!! Sudah jelas, jika dalam Quran tidak tertulis Syiah, Sunni, atau apapun, yang tertulis hanya Islam, dan perpecahan sangat dilarang dalam Quran sendiri.

Akan ada pertanyaan bagaimana jika Syekh ku berkata demikian, Syekh ku berkata demikian dan Imam ku berkata demikian? Tidak usah bingung, Jawabannya kembali kepada Al-Quran dan Hadis Shahih.

Rasulullah SAW, bersabda : “Kutinggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat apabila kamu berpegang teguh kepada keduaya, yaitu : Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya". (HR. Malik dalam Al-Muwaththa’ juz 2)

Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (An Nisa:59)
Jika pembaca mendapati dua pendapat imam yang berbeda, maka ceklah mana yang lebih mendekati dari Quran dan Hadis. Orang yang mengikuti Al-Quran dan Hadis adalah orang yang berada di jalan yang benar dan muslim yang benar.

Lantas apa hukumannya bagi orang- orang yang memecah belah Islam menjadi beberapa golongan? Quran telah menjawabnya.

Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.” (Al-An’am : 159)

Mengutip dari ayat Al-an’am di atas, hukuman bagi pemecah belah agama menjadi hak preogatif Allah SWT yang memiliki alam semesta ini. Yang jelas memecah belah agama sangat dilarang.

Dan berpegang teguhlah kalian semua dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.” (Ali Imran: 103)

Umat Islam sebaiknya lebih teliti agar tidak terjerumus, karena apabila melakukan ibadah namun tidak di contohkan oleh Rasulullah SAW, amalan ibadah itu akan tertolak, percuma dan tidak akan mendapat apa- apa selain lelah.

Dari ‘Aisyah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengada-adakan dalam perintah kami ini, apa-apa yang bukan dari padanya, maka ia tertolak”. (HR. Muslim juz 3, hal. 1343)

Jadi pembaca mau milih golongan mana, Syiah? Atau Sunni? J
Jawabannya adalah ISLAM!!


Wallahu a’lam bishawab

Jumat, 04 September 2015

YESUS (ISA a.s) DALAM INJIL DAN QURAN

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang

Terdapat banyak pendapat di antara pakar agama, baik Kristen dan Islam mengenai bagaimana akhir cerita Yesus atau Nabi Isa a.s. Pasalnya terdapat pemahaman yang sangat berbeda antara Islam dan Kristen dalam masalah ini. Kristen mengimani jika Yesus mati di kayu salib sebagai Tuhan untuk penebusan dosa umat manusia, sedangkan Islam mengimani bahwa Yesus atau Isa a.s adalah seorang Nabi utusan Allah untuk membimbing kaum Bani Israil dan tidak mati di kayu salib. Perbedaan ini menurut penulis sangat penting, melihat siapa yang salah berarti telah salah pula keimanannya, terutama bagi umat Kristen yang telah menuhankan Yesus (Isa a.s).

Pertanyaannya, Apakah Yesus adalah Tuhan yang mati di kayu salib? Atau Isa a.s adalah seorang Nabi yang tidak mati di kayu salib? Penulis akan membahas masalah ini dengan merujuk pada Injil, Quran, buku tafsir, dan pendapat para ahli.

Sebelum lebih dalam ke topik pembahasan kita fahami dulu apa itu Hukum Salib secara harifah. Ada beberapa proses yang harus di jalani agar seorang tersangka dapat di sebut telah di hukum salib.

-Awalnya, tersangka di ikat dan di borgol pada tiang setinggi 60 cm, dalam posisi membungkuk, tersangka akan didera dengan cambuk yang di ujungnya diperkuat dengan batu, timah, atau tulang punggung binatang. Orang Yahudi dan Romawi memiliki perbedaan dalam deraan atau cambukan ini, yahudi hanya boleh mendera di bagian punggung kiri dan kanan serta dada, dan tidak boleh lebih dari 40 deraan. Romawi lebih sadis lagi dengan bebas mendera dimana saja dan boleh melakukan berapa kali pun.

-Selanjutnya si tersangka di arak dipaksa membawa kayu palang dengan lobang di tengahnya ke tempat eksekusi. Di tempat eksekusi telah terdapat tiang vertikal yang ujungnya di buat lebih kecil sehingga kayu palang yang di bawa tersangka bisa masuk.

-tersangka di baringkan, pergelangan tangan dan kakinya di paku pada salib. Ada sebatang kayu kecil pada tiang di bawah kaki atau pantat untuk menahan berat badan dengan tujuan agar tangan yang di paku tidak sobek.

- Setelah di salib, tersangka akan di cek apa sudah mati atau belum, dan biasanya dengan cara mematahkan kakinya.

-Setelah di pastikan mati, Jenazah lalu di kuburkan. Namun bagi yang tidak punya makan, mayatnya akan dibiarkan membusuk atau dibiarkan dimakan serangga dan binatang buas.

YESUS DI SALIB DALAM INJIL


  • PENYALIBAN


Markus 15:33-34
33. Pada jam duabelas, kegelapan meliputi daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga.
34. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring : “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?” yang berarti Allah Ku, Allah Ku, mengapa engkau meninggalkan aku?

Dari ayat yang dikutip dalam injil tersebut di sebutkan bahwa terjadi suatu fenomena dimana langit menjadi gelap pada jam 12 siang. Terdapat pula kata yang menyebutkan “daerah itu” yang berarti Yesus telah ada dan disalibkan saat jam 12.

Pada jam 3 sore,Yesus berseru dengan suara yang nyaring “Allah Ku, Allah Ku, mengapa engkau meninggalkan aku?” ayat tersebut memuktikan ketidak berdayaan Yesus sebagai manusia. Logikanya, apa mungkin jika Yesus adalah Tuhan meminta pertolongan kepada Tuhan yang lainnya?


  • PENURUNAN DARI KAYU SALIB


Datanglah orang- orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang- orang yang disalib tersebut dipatahkan dan mayar- mayatnya diturunkan. (Yoh 19:31)

Saat itu korban yang di hukum salib berjumlah 3 orang termasuk Yesus di dalamnya. Orang- orang yahudi memimta kepada Pilatus sebagai eksekutor untuk mematahkan kaki para tersangka agar proses kematiannya di percepat. Tapi dengan kehendak Allah SWT, saat giliran Yesus akan di patahkan kakinya terdapat suatu keajaiban, dimana yesus terpingsan dan kondisinya “menyerupai orang yang telah mati’. Dalam injil tertulis.

Tetapi ketika mereka sampai pada Yesus dan melihat ia telah mati, mereka tidak mematahkan kakinya. (Yoh 19:33)

Pilatus heran saat mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka iya memanggil kepada serdadu dan menanyakan benarkah Yesus sudah mati.” (Markus 19:33)

Sesudah itu Yusuf dari Arimatea ia murid Yesus tetapi sembunyi- sembunyi karena takut kepada orang- orang Yahudi meminta kepada Pilatus supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkannya. (Yoh 19:38)

Rupanya Yusuf salah satu murid Yesus dan beberapa orang lainnya, masih melihat tanda- tanda kehidupan pada tubuh Yesus, sehingga dia meminta kepada Pilatus untuk menurunkan jenazah Yesus dengan sembunyi- sembunyi karena takut pada orang Yahudi. Penurunan jenazah tersangka salib bisa di katakan tersegasa- gesa melihat para algojo melewatkan proses untuk mematahkan kaki Yesus. Fakta logisnya, saat di turunkan jenazah Yesus berkisar pukul 15.00 atau jam 3 sore pada hari jumat, sedangkan pada pukul 17.30 jenazah harussudah diturunkan karena akan memasuki hari sabat atau hari suci di hari sabtu. Dalam umat Yahudi pergantian hari tidak pukul 00.00, melainkan saat magrib sekitar pukul 17.30. Dengan sisa waktu sekitar 2 jam 30 menit mereka menurunkan jenazah.


  • PENGUBURAN YESUS
Sebelum masuk dalam bahasan, kita ketahui dulu bagaimana bentuk kuburan Yahudi. Berbeda dengan Islam yang menanam atau memasukan jenazah pada tanah dengan ukuran 2x1 dan dalam 2 meter, Yahudi mengubur jenazah dengan diletakan di atas batu yang ada di dalam ruang kubur terletak di gua ataupun yang sengaja di buat berbentuk tempurung berpintu (gua buatan).

Mereka mengambil mayat Yesus mengapaninya dengan kain lanen itu. Lalu ia membaringkan dia di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu kepintu kubur itu. (Markus 16:46)

Pada saat diturunkan dari salib, masih dalam hari yang sama, Yesus langsung di kuburkan. Namun rupanya beberapa orang telah sembunyi- sembunyi memasuki makam Yesus karena masih melihat kehidupan pada raga Yesus.

Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula- mula datng waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak dan membubuhi dengan rempah- rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (Yoh 19.40)

Setelah lewat hari sabat, Maria Maghdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah- rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. (Markus 16:1)

Jika dilihat secara biasa memang tidak ada hal yang janggal dari keempat ayat di atas, Yoh 19:38, Markus 16:46, Yoh 19:40, Markus 19:1. Namun bila di kaji dengan seksama menggunakan beberapa pendekatan secara kritis maka bisa di simpulkan kronologis penyaliban Yesus.

= Yusuf menurunkan jenazah Yesus dari kayu salib pada jam 15.00 (jam 3 sore), dan menguburkan Yesus sebelum masuk hari sabat yang berarti sebelum maghrib atau sebelum malam tiba.
= Malam harinya, Nikodemus datang ke kubur dengan membawa minyak mur dan gaharu, lalu mengkafani Yesus dengan kain lenan.
= Pada hari setelah hari Sabat yang berarti minggu pagi, Maria Maghdalena dan teman- temannya membawa rempah- rempah ke kuburan Yesus.

Logikanya, untuk apa Maria Maghdalena datang ke makam Yesus pada pagi hari dengan membawa minyak rempah- rempah? Padahal jenazah Yesus sudah diberi rempah- rempah oleh Yusuf Arimatea dan Nikodemus serta telah dikafani?

Jawabannya sangat mudah, datangnya wanita- wanita tersebut pada dua hari setelah pemakaman Yesus tidak lain untuk mengobati luka Yesus, mengingat rempah- rempah dan minyak Mur berfungsi sebagai obat untuk luka. (silahkan cek google mengenai manfaat minyak Mur)


  • YESUS KELUAR KUBUR SENDIRI DAN BUKTI BELIAU MASIH HIDUP


Hal ini merupakan kejadian paling penting, karena membuktikan bahwa Yesus tidak mati di kayu salib. Dan Yesus keluar dari kuburnya sendiri dan sangat pagi

Pada hari pertama minggu itu, pagi- pagi benar ketia hari masih gelap, pergilah Maria Maghdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambildari kubur. (Yoh 20:1)

Perhatikan ayat di atas, yakni Maria datang ke kubur pagi sekali, bahkan di gambarkan saat itu langit masih gelap. Namun ternyata pintu kuburan yesus telah terbuka. Berarti bisa di simpulkan bahwa Yesus keluar dari kubur saat tengah malam, atau menjelang subuh, atau saat subuh. Melihat malam adalah saat- saat yang tepat untuk melarikan diri. Jika menalar Yesus sudah mati, dan bangkit dalam bentuk roh, mustahil Yesus harus membuka pintu kubur, karena roh akan dengan mudah menembus benda mati.

Pada saat itu Maria Maghdalena menyangka jenazah Yesus telah di curi, dan menangis karena Maria mengetahui jika Yesus belum mati.Yesus pun melihat Maria yang telah menangis dan bercakap.

Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepadanya: “Tuan, jikalau tuan mengambil Dia, katakan kepadaku, dimana tuan meletakan Dia, supaya aku bisa mengambilnya.” (Yoh 20:15)

Lagi- lagi bukti Maria mengetahui bahwa Yesus belum mati karena mengucapkan kata “dimana tuan meletakan Dia”, jika telah wafat seharusnya Maria mengatakan “dimana tuan meletakan jenazahnya, atau mayatnya.?”. Dalam tulisan yang lainnya Maria berkata “supaya aku bisa mengambilnya.” Logikanya, untuk apa mengambil jenazah Yesus jika telah tidak bernyawa? Dan jikalau telah mati seharusnya Maria berkata “supaya aku bisa melihatnya.”

Dalam surat Yoh 20:15, terbukti jika Maria tidak mengenal Yesus dan menyangka Yesus adalah seorang tukang penjaga taman. Bisa disimpulkan bahwa yesus telah menyamar atau bersembunyi. Akan timbul pertanyaan, untuk apa Yesus menyamar? Jawabannya karena Yesus takut diketahui orang- orang Yahudi karena telah keluar dari kubur. Timbul pertanyaan lagi, mengapa Yesus harus takut? Jika seandainya Yesus bangkit dalam bentuk Roh, tentu saja Yesus tidak harus menyamar dan takut karena mana mungkin manusia bisa menyakiti roh orang yang telah mati dan memiliki raga. Jawabannya karena Yesus masih hidup dan memiliki raga, Yesus takut jika orang- orang Yahudi menemukannya, Dia akan ditangkap dan mencoba membunuhnya lagi. Hal ini sama percis seperti Yusuf Arimatea yang sembunyi- sembunyi menurunkan jenazah Yesus karena takut diketahui orang- orang Yahudi.

Setelah Maria mengetahui bahwa yang disangkanya penjaga taman ternyata adalah Yesus, Maria sangat bergembira sehingga ingin memeluk atau merangkul Yesus, namun yesus melarangnya.
Kata Yesus kepadanya : “Janganlah Engkau memegang Aku,...” (Yoh 20:17)

Mengapa Yesus menolak dan melarang Maria menyentuhnya? Karena saat itu di tubuh Yesus masih terdapat luka, baik luka salib dan luka deraan. Jadi sangat wajar jika Yesus melarang Maria menyentuh tubuhnya, karena jika di sentuh Yesus akan merasa kesakitan. Hal itu sangat berbahaya, karena bisa saja Yesus berteriak karena kesakitan dan bisa membongkar penyamarannya, atau akan terlihat aneh dan mencurigakan jika Maria merangkul seorang penjaga taman.


  • YESUS KEMBALI MENEMUI MURIDNYA


Setalah Yesus keluar dari kubur dan bertemu dengan Maria Maghdalena, Yesus lantas menemui muridnya.

Dan sementara mereka bercakap- cakap tentng hal- hal itu, Yesus tiba- tiba berdiri ditengah- tengh mereka dan berkata kepada mereka : “Damai sejahtra bagi kamu!” (Lukas 24:36)
Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat Hantu. (Lukas 24:37)

Sangkaan Murid- murid Yesus telah melihan hantu harus dikaji secara mendalam. Dalam kebudayaan Asia, Eropa, dan Afrika hantu memiliki makna berbeda tapi dengan konsep dan inti yang sama. Hantu diidentikan dengan seorang yang gentayangan yakni orang yang mati kemudian bangkit kembali. Jadi wajar saja mereka menyebut Yesus sebagai hantu karena dalam benak mereka Yesus sudah benar- benar mati. Dengan kejadian ini lantas Yesus membantah bahwa dirinya bukanlah hantu atau berbentuk roh, melainkan manusia sama seperti murid- muridnya.

“Lihatlah tangan Ku dan kaki Ku: Aku sendirilah ini, rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada ku.” (Lukas 24:39)
Sambil berkata demikian, Dia memperlihatkan tangan dan kakinya kepada mereka (Lukas 24:40)

Terbukti Yesus belum mati bukan hantu dan bukan berbentuk roh, dengan meyakinkan Muridnya dengan menyuruh meraba bahwa Yesus masiih memiliki daging dan tulang. Lantas kenapa Yesus memperlihatkan kaki dan tangannya? Yesus berhendak memperlihatkan bekas salibnya kepada murid- muridnya.

Itulah kiranya fakta mengenai penyaliban Yesus dalam injil, dan dapat di simpulkan bahwa YESUS TIDAKLAH MATI DI KAYU SALIB!! Sedangkan dalam ajaran lainnya, masih dalam injil.

Mungkin ada yang bertanya, “Bagaimanakah orang mati dihidupkan kembali? Tubuh yang bagaimanakah yang diberi kepada mereka, sesudah mereka dihidupkan kembali?”... (1 Korintus 35)
Begitu halnya nanti dengan orang- orang mati yang dihidupkan kembali. Tubuh yang dikubur itu adalah tubuh yang bisa busuk, TETAPI TUBUH YANG DIHIDUPKAN KEMBALI, ADALAH TUBUH YANG TIDAK BISA RUSAK. (1 Korintus 42)

Pada waktu tubuh itu dikuburkan, tubuh itu buruk dan lemah, tetapi PADA WAKTU IA DIHIDUPKAN KEMBALI IA ADALAH TUBUH YANG KUAT. (1 Korintus 43)

Pada waktu dikuburkan, tubuh itu tubuh dari dunia, tetapi setelah hidup kembali, maka TUBUH ITU TUBUH YANG DIBERI OLEH ROH ALLAH. Ada tubuh dari dunia, ada juga tubuh yang dari Allah. (1 Korintus 44)

Mengkaji hal ini tentu saja akan mendapatkan banyak kontradiksi, mengenai kebangkitan setalah mati yang seharusnya berbentuk roh atau tubuh yang diberi Allah. Dalam kajian di atas, dapat dilihat bahkan INJIL MENOLAK KEMATIAN YESUS sebagai penebusan dosa.

ISA a.s (YESUS) DALAM ISLAM

Paparan di atas merupakan suatu pembahasan Yesus (Isa a.s) menurut Injil, dan umat Islam tidak wajib mengimani, karena hanya kepada Al-Quran lah umat Islam harus berpedoman. Merujuk pada Al Quran yang berisi firman Allah SWT, Islam pun telah mengisahkan tentang nabi Isa a.s atau Yesus.

“dan lantaran perkataan mereka yang mengatakan : Sesungguhnya kami telah membunuh Isa Al-Masih anak Maryam Rasul Allah. Padahal sebenarnya mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya (hingga mati), melainkan hanyalah diserupakan saja pada mereka. Sesungguhnya orang- orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa a.s, benar- benar dalam keragu- raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti prasangka belaka, mereka tidak pula yakin yang mereka bunuh itu adalah Isa” (An- Nisa 157)

Prof.Dr.KH.Hasbullah Bakry, SH. Dalam bukunya “ Isa dalam Al-Qur`an, Muhammad Dalam Bibel” ( Firdaus ), cetakan 8 hal 45 dan 47 menyatakan penafsirannya tenteng QS. An-Nisa/4:157.

Kalimat “Ma Qotaluhu wama sholabuhu” yang berarti : “mereka tidak khusus membunuhnya dan tidak menyalibnya” haruslah diartikan sebagai penguat (kalimat) satu dengan yang lain. Ma qotaluhu artinya mereka tidak membunuh Isa dengan jalan apa saja (di sini membunuh berarti umum). Ma sholabuhu mereka juga tidak membunuhnya dengan penyaliban tetapi hanya terserupa saja sebagai penyaliban.

Kembali ke konteks awal mengenai Hukum Salib, yang menyebutkan bahwa Hukum Salib merupakan salah satu cara MENGHUKUM MATI, dimana para tersangkanya HARUS MATI DI KAYU SALIB. Jadi jika tersangka tidak mati, bisa di bilang dia tidak di salib. Dan dalam Quran telah sangat jelas di sebutkan “Ma Qotaluhu wama sholabuhu” DIA TIDAK TEBUNUH DAN TIDAK DISALIB, “Ma sholabuhu” MELAINKAN HANYA DISERUPAKAN DEMIKIAN.


Wallahu a’lam bishawab..